Minggu, 22 Juni 2014

UNTUK PARA ANAK RAJAWALI YANG BERINDUK AYAM

KISAH ANAK RAJAWALI YANG BERINDUK AYAM
Cerita ini masih aku ingat dan akan selalu aku simpan dalam memori ingatan ku. Cerita ini dicerita oleh seorang guru kimia pada tahun 2007, beliau pak Baihaqy atau panggilan asyiknya pak Boy. Beliau guru yang asik, santai dan pengertian.Pada saat mengajar, beliau melihat kami yang begitu lesu tidak ada semangat. Ketika itu kami duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Langsa. Dengan dalam beliau menatap kami satu per satu, Lalu beliau bertanya:
Pak Boy  : kenapa? Kenapa  kalian gak semangat gtu J !
Siswa        : aduh pak… males kali rasanya belajar kimia. Puyeng kepala pak                                  @_@‼!
Pak Boy  : lho.. gmn sih , kalian uda kelas 3. Bentar lg ujian, nanti kalo terlalu males kalian bisa gk lulus. Baru nangis-nangis..menyesal..
Siswa      : #$%^&*()_....>0<
Pak Boy  : hmm ya udahlah.! Bapak gk mau terlalu maksa Pelajaran kimia gk terlalu penting buat kalian. Kalian kan anak Elektro, kimia gak masok UN dan Ujian Kompetensi. Gi mana kalo bapak cerita aja? Biar pikiran kalian terbuka.
Siswa      : iya pak kita cerita-cerita aja.. hoorreee…
Pak Boy  : dengerin yaaa..cerita ini gk bapak ulang‼
Pak Boy  : di daerah pedalam afrika, tinggal seorang pemuda yang rajin, tekun untuk bekerja. Suatu hari ia pergi ke hutan belantara untuk mencari kayu bakar. Tiba-tiba ia melihat sarang telur “ waahh.. ada telur, sepertinya telur burung. Lumaya bisa buat lauk” Kemudian ia membawa 3 telur burung itu. Setibanya di rumah, ia segera mengolah telur tersebut. Ia hanya mengolah 2 telur saja, sementara 1 telur lagi ia buat eksperimen. Apakah telur ini bisa ditetaskan oleh ayamnya yang sedang mengeram.
Pak Boy  : waktu pun terus berjalan. Tanpa ragu Detik berganti menit menuju jam yang merangkak menuju hari. Tanpa terasa beberapa minggu berlalu telur-telur ayam itu menetas begitu pula dengan telur burung teresebut. Setelah melihat telur menetas dan anak ayam mulai berjalan, secara insting sang induk mengajarkan kepada anak-anak tentang cara bertahan hidup dan mencari makan sesuai dengan pengetahuannya. Sang induk mengajarkan mencari makanan dengan mencakar-cakar tanah, kemudian mematuk makanan dengan parunya dan mengajarkan sesekali saja membuka sayap untuk penyegaran. Begitulah setiap harinya yang di ajarkan sang induk. Sehingga membuat anak-anak ayam paham dan mahir mencakar-cakar tanah dengan kakinya. Begitu halnya dengan anak burung itu.
Pak Boy  : Suatu hari saat anak-anak sudah bernjak besar sang induk mengajak anak-anaknya termasuk anak burung tersebut ke padang rumput.disana terlihat hamparan rumput yang luas berwarna hijau dan langit yang tak bertepi. Saat mereka asyik bermain, anak burung itu melihat kelangit, ia terkejut melihat sekelompok burung terbang dengan indahnya. dalam hati ia berkata “alangkah nikmatnya jika aku bisa terbang seperti mereka, bebas pergi kemanapun aku suka dan menikmati udara bebas”. Saat ia larut dalam lamunannya, tiba seekor anak ayam mengejutkannya dan membuyarkan lamunannya sambil berkata “udahlah gk mungkin kamu bisa terbang, lihat tu induk kita gak pernah ngajarin kita terbang”.
Pak Boy  : Karena masih begitu penasarannya keesokan harinya anak burung itu pergi lagi ke padang rumput untuk melihat burung yang terbang di angkasa, ia terus memantau tiap pergerakan burung-burung itu. Dalam hati ia berkata “aku memilki sayap yang sama besar dengan mereka, kaki ku pun memiliki kuku yang sama dengan mereka”. Tiba-tiba datang seekor anak ayam dan mengatakan “ gk mungkin kamu bisa terbang, lihat induk kita sayapnya hanya di buka sesekali saja dan selalu di dilipat. Kakinya pun hanya untuk mencakar-cakar tanah mencari cacing atau serangga lainnya. Udah lah gak mungkin itu”.
Pak Boy  : Keesokan hari, untuk ketiga kalinya ia pergi ke padang rumput untuk melihat kawanan burung yang terbang. Ia berkata dalam hati “masa sih aku gak bisa? nampaknya aku gak berbeda dngan mereka, kakiku sama seperti mereka dan sayap ku juga sama bersarnya”. Tanpa ragu ia membuka sayapnya dan siap untuk mencoba.
Tiba-tiba untuk kesekian kalinya anak ayam selalu menegur dan menjatuhkan mentalnya dengan berkata “mana mungkin kamu bisa terbang, kamu berbeda dengan mereka, lihatlah induk kita tidak pernah mengajari atau mencoba untuk terbang tinggi dan ia menikmati menghabiskan hidupnya di diatas tanah”.
Pak Boy  : Setelah mendengar perkataan itu anak burung pun meyakininya, ia pasrah, ia menyerah, ia percaya bahwa ia benar-benar tdk akan pernah bisa terbang. Hari-hari
hanya ia lewati dengan cara yang diajarkan induknya. Ia menggubur dalam-dalam keinginannya untuk terbang. Kini ia telah mati, terkubur bersama mimpinya untuk terbang menjelajahi angkasa dan menjangkau luasnya dunia.
Pak Boy  : kalian jangan seperti anak burung itu, padahal ia sama dengan burung yang terbang di langit yang ia kagumi, tak ada perbedaan. Hanya induknya saja yang berbeda. Begitu juga kalian bisa berprestai, sukses, pergi kemanapun kalian suka, meski kalian di lahirkan di keluarga miskin, keterbatasan orang tua bukanlah hambatan. Kita semua memiliki pontensi yang sama.
Pak Boy  : kalian Jangan takut mencoba, jangan menyerah dan jangan dengarkan kata orang yang meruntuhkan semangat mu, keyakinanmu dan mimpimu. Jika mereka bisa seharusnya kamu juga lebih bisa, apalagi kita punya Allah Yang Maha Segalanya‼!

KITA TIDAK BENAR BENAR BENAR TAHU SEBELUM BERTANYA N MENCOBA. SELESAI…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar