Jika aku perhatikan warung jualannya tidak banyak isi, apa mungik tdk ada modal?, mungkin kerena tdk ada pembelinya? Ntahlah..yg aku tau beliau senantiasa menunggu datang nya pembeli yg menjadi perantara membawakan rezeki dari Sang Maha Pengasih dan Penyayang meski terlihat lelah kadang2 beliau mengantuk bahkan tertidur sambil duduk di warung kecilnya itu. Hal yang membuat aku kagumi dengan belaiau adalah belau selalu membaca firman Tuhan, ya sambil menunggu datangnya rezeki beliau terlihat membaca Alquran, baik disiang maupun malam hari.. aduuhh.. aku jd isin (malu) sama beliau, saat jualannya sepi dari pembeli itulah kesempatan beliau untuk melantunkan ayat2 suci Allah, tidak meratapi ataupun mengingkari nikmat Tuhan meski jualannya lagi sepi. Kadang aku yg masih muda, sehat jasmani dan rohani, memiliki tenaga yg msih kuat malah bersikap lemah, pengecut, takut dan mengeluh dalam menjalani kenyataan hudup.
Begitu banyak nikmat Tuhan yg di curahkan, sebagai bukti Dia Maha Pengasih dan Penyayang namun kebanyakannya kita melupakannya. Bukankah setiap waktu adalah keindahan, nikmat Tuhan selalu ada setiap waktu dengan bisa melihat berjuta warna, menghirup segarnya udara pagi, merasakan hangatnya mentari dan sebagainya itu adalah keindahan. Kenapa kita selalu berkata semoga akan indah pada waktunya, seolah2 setiap waktu yg dijalaninya jauh dari keindahan, apakah kita sudah melupakan nikmat Tuhan yg diberi kepada kita setiap waktu.
Masihkah kita melupakan keindahan nikmat yg selalu hadir setiap waktu?
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Surah Ar-Rahman (55:13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar