Minggu, 28 Desember 2014

Belilah Barang dari Mereka


Ibu-ibu berjalan menjajakan barang dagangannya yang tak laku-laku, melawan panas, gerimis, debu dan peluh, pemuda penjual  kerupuk dan tirai keliling menapaki  bumi menjemput rezeki, Ibu tua yang duduk terpekur di warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Janganlah selalu membeli barang di  mal, toko-toko ataupun market2 moderen yang nyaman dan lengkap. Agar uang tidak hanya berputar di kalangan elit tetapi juga di lapisan ekonomi lemah.
Dengan membeli barang atau memakai jasa dari mereka adalah cara yang paling sederhana untuk membantu kelangsungan usaha bahkan kelangsungan hidup mereka, keluarga mereka, masa depan anak-anak mereka. meskipun barang yang mereka jual sedikit lebih mahal ketimbang barang di market moderen.
Ketika sulitnya hidup yang mereka rasakan dan ada banyak pilihan yang dihadapkan, mereka tetap tidak memeilih untuk mengemis, merampok, mencuri apalagi korupsi mereka tetap berusaha, berbagai cara yang halal dan jaganlah kita merasa malu ataupun hina ketika membeli barang dari mereka atau bahkan merasa tidak terhormat lagi bagi orang yang merasa terhormat.
Uangmu, dari mana kamu dapat dan kemana kamu belanjakan, Kita bekerja dan bergaji mendapatkan uang di kota ini baik yang pejabat publik, karyawan swasta, maupun pengusaha, tapi uang dari gaji itu kita belanjakan di kota lain, kota yang lebih besar, lebih moderen dalam segala hal. Nasib pedagang kecil di kota ini akan mati dan kitalah pembunuhnya, kita sepatutnya membelanjakan uang kita dikota ini agar perekonomianya hidup, masyarakat kecil  tidak miskin, jika mereka miskin itu karena pemiskinan yang kita lakukan. Kita lupa merasa bersalah, ketika mereka mencuri atau mengemis karena pemiskinan yang kita lakukan kepada mereka. Jangan memberikan mereka uang cuma-cuma, tapi belilah barang mereka atau pakailah jasa mereka hal itu membuat mereka merasa terhormat.
Kita yang diberikan nikmat lebih oleh Allah, selayaknya kita bersyukur bukan hanya sekedar mengucap hamdalah, karena hanya mengucap Alhamdulillah anak  kecil  pun bisa. Tetapi bersyukur atas nikmat Allah berarti menggunakan , membelanjakan  dan menyalurkan nikmat harta yang Allah berikan sesuai dengan perintah Nya. Kita di perintahkan dari sekian banyak perintah diantaranya untuk saling membantu sesama, bantulah mereka para pedagang kecil yang susah payah menjajakan dagangannya dengan membeli barangnya agar lahir pertumbuhan perekonomian yang merata di semua lapisan masyarakat
Mereka membutuhkan kita, mereka saudara kita, esensi seseorang tergantung seberapa bermanfaatnya dia di masyarakat..
biarlah pemerintah yang sedang sibuk menyelesaikan masalah yang dibuatnya sendiri..

Minggu, 21 Desember 2014

belum berjudul

Kebelum beruntungan ku...
Bukannya tidak terima akan sesuatu yng telah ditetapkan Tuhan, tapi semua itu rasanya menyesakkan jiwa!! Aku tahu kalo Tuhan itu maha tahu, tapi aku yang sok tahu. Tuhan tahu apa yg terbaik buat aku (mungkin kebelum beruntungan ini yang terbaik buat hidup ku) tapi akunya sok tahu mintanya selalu beruntung. Tapi tetep nyesek!!!
Kisah ini berawal dari ketakutan2 ku sejak smp, aku takut setelah tamat sekolah nanti aku bisa gk punya pekerjaan (aku takut masa depanku). Lalu aku melanjutkn studi di stm (smk), dan ketakutan itu semakin menjadi. Setelah menamatkan diri di sana aku coba kuliah di stain. Apa stain..??? Dari stm kok k stain!!! Aduuuhhhh... ya gimana lagi cari yang murah agar bisa di biayai abi dan umi ( alah.. biasanya  panggil bapak  n  mamak pun) . 2007 tes d stain aku gak lulus (kok bisa? Ya bisa, aku gak ngerti bahasa arab). 2008 aku tes lagi dan lulus di stain (horeee,. Kali ini ada bebas seleksi bagi yang nilai rata2 rapornya 7 dan aku..). Kuliah pun berjalan dengan penuh harapan, Nah.. pas menjelang semester akhir dapet tawaran kerja di bimbel (asiikk.. ketakutan sempet sirna) alhamdulillah juga pertengahan tahun 2013 aku selesai kuliah dengan gelar sarjana hukum islam ^_^. Sambil kerja di bimbel akupun ikut tes cpns 2013 dan akupun belum beruntung..
Nasib bimbel itu enggak lama, berhubung juli 2014 akan tutup (ada beberapa sebab harus d tutup) jadi ketakutan ku dulu hadir dengan sosok yang lebih menakutkan jadi aku coba cari kegiatan bisnis (alah2.. bisnis opo to rek).
Sekitar awal desember 2013 bisnis pembesaran kepiteng ( kalo gak salah bahasa acehnya bing), itu kawan yang ajak dia anak kuala langsa temen ku waktu mtsn (smp).Awalnya manis, penuh semangat (kayak semangat 45), dan penuh optimisme. Kami berharap pas imlek harga kepiteng lebih mahal dari bisanya, tapi ternyata eh ternyata harganya biasa aja malah beberapa hari pasca imlek cendrung turun dan kepiteng pun mulai banyak yang mati lantaran kena penyakit. Si kawan yang jadi partner of bussines tiba2 minggat ke medan ikut kerja tempat saudaranya (asem banget ni anak), waktu aku tanyak "kapan dia pulang?", ehh malah enteng dia jawab "kalau lama gimana?" ( ditanya malah balik nanya). Waktu aku tanya uangku gimana? Dia jawab sama toke kepiteng. Mana aku gak kenal ma tu toke ( hal ini di karenakan pengambilan kepiteng diatas jam 11 malam, aku gak ikut lantaran rumah ku jauh). Aku jumpai temennya yang baru aku  kenal sebulan,  pas aku tanyak ke dia bisa uangnya di ambil atau diambil kepiting,  tapi ada suatu sebab aku harus mengambil dalam bentuk kepiting ( ini menyangkut teman yang baru aku kenal itu dengan sang toke). Aku pun melanjutkan pembesaran kepiting dengan teman baru ini, dan.. baru beberapa hari kepiting di masukan kedalam kerambah tiap hari ada aja yang mati ( awalnya kepiteng ini di masukan ke dalam tambak tapi lantaran tambaknya sedang di seterilkan jadinya di masukan ke dalam alur) dahsyatnya lagi belum sempet itu kepiteng dipanen malah kerambahnya jebol dan kepiteng pun lenyap terbawa arus alur. (Haaaa... salam gigit jari dah). Teman baru ini pun gak berani lagi ambil kepiteng, bisnis kepiteng pun selesai pada februari 2014 dengan kerugian dibagi dua (cuma rugi yang didapat jadi rugilh yang dibagi).
Di bulan februari 2014 juga aku gabung di sebual MLM (Multi Level Marketing) di bidang transaksi elektronik ( pulsa hp, pulsa listrik, pulsa PDAM ,dll) selain bisa digunakan untuk pribadi juga bisa di bisniskan (jual pulsa). Aku tertarik karena kelihatan mudah soalnya pulsa udah jadi kebutuhan manusia modern, jadi aku masuk dan daftar dengan 3 mata ( aduh entah karena semangat atau pengen cepet kaya atau entah lah). Awalnya semangat dengan kerja team, buat seminar undang kawan dekat, ajak keluarga, bujuk tetangga sampai lupa rumah. Tapi badai datang menerjang, team pun bubar ntah kemana (karena ini MLM baru jadi masih banyak kekurangan dan ketidak siapan dari pusat). Akhirnya sekitar maret semua itu terhenti (sebenarnya sampai sekarang aku masih jadi member). Harapan terbang melayang dan tak kembali..
Maret 2014, 4 bulan sebelum bimbel benar2 ditutup rekan kerja mengajak berternak bebek petelor. Waktu itu mikirnya jika pelihara 100 ekor kemudian perhari bertelur 80 butir harga perbutir 2000 jadi perhari 160000 dan sebulan Rp 4.800.000 (waauuuuwww... bayangkan jika 500 atau 1000 ekor). Kami pun berpetualng mencari perernak bebek ke aceh tamiang, kami tinjau ke lokasinya dan kami bertemu seorang peternak nya. Setelah berdiskusi dengan beliau dan berpikir beberapa hari kami pun sepakat yang awalnya berkongsi tapi kami memilih berternak sendiri-sendiri. Sebagai langkah awal aku bangun istananya dan aku sediakan makanannya. Daann hari yang ditunggu pun tiba, bebek pesanan kami datang dari perbaungan (sumut) berjumlah 300 ekor (100 punya ayah si kawan, 100 punya kawan dan 100 punya  kuu) . Kata si penjual  bebeknya berumur 3 bulan dan sekitar 2 atau 3 bulan lagi siap bertelur ( apaaaa?? telur, berarti uang, berarti..haha). Setiap pagi sehabis pulang ngantar mamak shooping di pajak(mamak jualan sayur mayur di rumah) dan tak lupa pula aku bawabawa sampah dari sayur (untuk campuran makan bebek) aku pun beri makan
Dengan semangat dan penuh cinta, siangnya giliran ortu yang beri makan, nah sore hari pulang kerja baru aku lagi yang beri makan. Begitulah perputaran waktu yang aku lalui, membeli makanannya di waktu libur kerja, memberi makan, membersihkan kandangnya, mengobati bila sakit. Semua telah tercurahkan baik uang, waktu, tenaga, bahkan keluarga pun ikut memberi bantuan. Hari pun berganti minggu, minggu melangkah kebulan, yang awalnya begitu semangat menjadi lesu. 3 bulan pun berlalu tapi belum ada tanda terang akan sebuah harapan, bebek yang awalnya 100 ekor tersisa 85 ekor  (aku uda berusaha setau dan semampu ku merawatnya) keuanganku makin menipis, tabunganku ( 2 tahun kerja) ludes untuk biaya makannya yang super zuper banyak. Sampai pada bulan juli 2014 dan bimbel pun resmi ditutup dan aku pun sah menganggur tanpa ada kegiatan selain memelihara bebek. Rasa prustrasi, setres, dan galau merambah jiwaku (haaa gimana gak, duet keluar mulu tanpa ada pemasukan). Akhir dari kisah bebek ini dan emang harus diakhiri terpaksa aku jual dengan harga lebih rendah dari harga beli (mau gimana lagi, jual harga tinggi gak laku, jadi biaya makannya anggap aja sedekah buat makhluk Allah) aku cuma jual 60 ekor aja, sisanya  di potong untuk lebaran (eh ternyata daging bebek itu enak lho, apa lagi bebek muda hemm nyam nyam). Sekarang desember 2014 bebek tinggal 10 ekor dan Alhamdulillah 50% bertelur.
Di akhir bulan 6, rekan kerja di bimbel tadi punya ide  mau jual aksesoris (hmm, kata dia aksesoris barangnya gak mudah busuk, dan gak perlu di kasih makan kayak bebek). Karena melihat bebek yang tak meyakinkan lagi dan bingung mau kerja apa pasca bimbel tutup dengan sisa tabungan yang cuma itu-itunya aku pun keluarkan modal untuk beli aksesoris di medan (modalku 100 %, dia gak ada modal lagi lantaran gagal ternak bebek kayak ku, bebek dia di hargai terlalu murah). Bulan juli 2014 kami pun jualan aksesoris di pekanan mulai (mau sewa toko atau kios kecil gak ada modal). Awal jualan berjalan bagus, (semangat lalu tercipta, seperti matahari yang muncul setelah awan gelap) aksesoris pun tersisa tak terlalu banyak lagi jadi aku pinjam uang ortu untuk namabah modal untuk belanja kami yang kedua. Pasca lebaran idul fitri kami buat rencana untuk memiliki becak sebagai tempat akseaoris (karena waktu jualan sebelumnya agak susah apa lagi kalo hujan). Kebetulan aku masih ada uang hasil penjualan bebek, jadi uang itu aku belikan sepeda motor dan kami jadi kan becak untuk jualan aksesoris. Waktu pembuatan memakan waktu yang panjang dan akhirnya becak kami pun siap tempur. Setelah semua perlengkapan siap ternyata si kawan sudah mendapatkan pekerjaan baru sebagai akademik dan pengajar di sebuah bimbel. Waktunya full di habiskan di bimbel yang baru ini, dari  pagi sampe malam, dari senin hingga sabtu (sampe kagak ada waktu untuk menjalan kan bisnis ini). Melihat keadaan yang gak meyakinkan lagi, aku pun gak mau maksa dia untuk meninggal pekerjaannya di bimbel lantaran dia emang suka dengan dunia pendidikan sesuai dengan titel kesarjanaannya dan usianya pun udah layak untuk berkeluarga sehinggga dia butuh pekerjaan tetep untuk masa depan yang dia tatap. Barangpun aku pajang di kios ortu ku (alhamdulullah, ada juga yang beli walau seminggu sekali) dan becak pun terdiam membisu di parkiran belakang rumah. Bisnis akseaoris pun sepertinya gak bakal berjalan lagi, hutang belum terlunasi dan becak hanya jadi koleksi.
Akhir oktober tuhan mempertemukan aku dengan seorang teman baru, ternyata dia sewa kios untuk jual pulsa dan kartu perdana (hmm padahal dia sarjana keperawatan, tapi katanya dia lebih cendrung ke bisnis). Akupun sering main ke kiosnya (yaa sekedar sharing info kerja sama ngisi waktu nganggurku aja) karena kesringan cerita aku iseng2 tanyak ada kios yang desewakan gak ya, langsung dia jawab kios ini aja pake bayar aja sisa sewanya 3 bulan lagi (hmm pas juga ni untuk pajang aksesorisku dan sambil jual pulsa). Dia melepas kios itu lantaran dia ingin bisnis kuliner, pisang bakar (katanya sih dia seneng manggang memanggang gitu). Pertengahan bulan november 2014 aku pun resmi menyewa kios dan jualan aksesoris, pulsa dan kartu perdana, sampe sekarang cerita ini aku tulis pertengahan desember 2014.
Selain cerita usahaku yang jatuh dan jatuh lagi, ada cerita lainnya dimana aku melamar pekerjaan tetap (aku juga berusaha kembali kedunia elektronika ku dulu seperti d stm, tapi jiwaku tak disitu) aku menunggu kabar pembukan cpns 2014 (cpns 2013 aku udah ikutan tapi belum beruntung, siapa coba yang gak kepengen jadi pns semut pun aku rasa mau hehe). Pas pendaftaran cpns di buka gak ada pula formasi yang pas untuk titel kesarjanaan ku, kalo ada pun cuma satu paling mentok 2 atau formasi untuk semua jurusan (haduh.. kesempatan jadi pns pun semakin kecil). Keputusannya kau ambil formasi semua jurusan cpns pemkab atim. Aku juga coba melamar di pt. Mandala multifinance dan juga di enumerator comfas survey meter (kerjanya sistem kontrak, pekerjaan lapangan dan penempatannya di seluruh aceh, tapi aku gak tahu ini perusahaan apa cuma ikutan kawan aja).
Akhir Oktober 2014 setelah mengikuti wawan cara di pt.mandala ternyata aku dinyatakan tidak lulus (haaa.. yasudahlah), ketika itu surver meter juga belum ada panggilan dan ujian cpns pun masih entah kapan. Beberapa hari sebelum pengumuman kelulusan di pt.mandala, temen kuliah kasih info bank BRI buka lowongan kerja. Awalnya sih gak berminat, tapi dari pada nasib udah gak jelas mending sikat aja. Dan aku pun ikutan melamar di bank BRI.
November 2014, bulan yang penuh kegalauan dengan 2 pilihan. Pilihan pertama pilih kerja kontrak 4 bulan di survey meter (eh,, ternyata aku lulus lho di survey meter seteleh sebulan sebulan nunggu kabare) dan meninggalkan ujian cpns di bulan novermber (kesempatan cpns datengnya tahunan), meninggalkan ikut tes lanjutan d bank bri (seminggu setelah kirim berkas, aku di panggil untuk ikut wawan cara sob) dan gak jadi buka kios (bulan november awal buka kios aksesoris dan pulsa). Nah pilihan keduanya adalah gak ikut kerja di survey meter dan milih ikut tes cpns, tes lanjutan BRI dan buka kios. Menurut ku pilihan ini berat, sempet bimbang nentuin mana yang terbaik. Dan sampai akhirnya aku ambil dengan pilihan kedua dengan segala resikonya.
Pertengahan november aku jadi buka kios, alhamdulillh aku di panggil ikut tes lanjutan BRI (ujian psikotes d banda aceh) dan setelah ujian psikotes akupun ikut ujian cpns di kota idi kabupaten aceh timur.
Sekarang desember 2014, aku memetik hasil dari pilihan ku setelah ujian psikotes BRI ternyata aku belum ada panggilan sementara denger kabar beberapa orang sudah di panggil untuk wawancara akhir (hmm apa itu artinya aku gak lulus ya?), ujian cpns pun hasilnya gak maksimal tes intelejensi umumku cuma dapat nilai 60 padahal grade nya 75 (jadi gak meyakinkan). Saat ini aku duduk disini, dikios kecil pinggir jalan sudirman kota langsa...
Yang tersisa hanyalah puing2 pengalaman yang harus di kumpulkan menjadi satu , satu bagian cerita,. dia adalah sang guru dan tugas sang guru  adalah membimbing langkah ku kedepan bukan menghentikan impianku.  Bagaimanapun juga menyerah bukanlah pilihan. Aku percaya Tuhan akan memberi rezeki pada semua mahluknya, karena emang hanya Allah yang memberi rezeki itu
Satu tahun penuh dilanda kebelumberuntungan, aku benar2 berharap di tahun depan 2015 aku menemukan jalanku, jalan yang lebih baik. berharap... berharap... berharap!!!

Kamis, 11 Desember 2014

HIDUP... iya Hidup!!

Hidup.. iyaa hidup..
Hidup, segalanya misteri.. ada yang tiba-tiba datang ntah dari mana dan ada yang pergi entah kemana (itu takdir Tuhan yang pertemukan kita). Sesuatu yang indah bisa berubah seperti mimpi buruk yang menjadi nyata. Aneh.. di hari yang cerah, tenang, dan berjalan seperti adanya tapi tiba-tiba menjadi pataka yang besar (seperti tsunami di aceh, gak ada yang mengira itu terjadi) Apa yang terjadi hari hari ini bisa jadi balasan dari masa lalu kita yang mungkin telah kita lupakan (baik atau buruk) dan percaya apa yang terjadi hari ini, kamu lakukan sekarang, dan segala yang kita lakukan hari ini akan kita dapat balasan di kemudian hari.. apa itu? Itulah misteri..
Misteri masa depan tidak ada yang tahu, kalo tahu bukan misteri namanya. Tapi yang pasti, jika kita menanam kebaikan kita akan menuai kebaikan (tapi kapan? Ya gk tau kapan, Cuma kudu sabar..kalo gak di dunia ya di akhirat kita menuainya)  dan kalo keburukan yang kita tanam, hmm,, udah pasti buruk juga yang kita dapat (tapi kenapa, ada yang berbuat buruk malah sukses, malah senang hidupnya di dunia. Di dunia senang, tapi di kehidupan yang kekal nan abadi dia bakal celaka tu)
Tuhan dengan mudah membalikan segala hal dari seseorang, yang terhormat bisa menjadi hina dina, yang kaya bisa menjadi miskin semua, yang sehat bisa menjadi sakit, yang kuat bisa lemah yang hidup bisa mati seketika. Yang terjadi jadikan pelajaran dalam hidupmu, bagaimanapun tidak semuanya harus terjawab, harus terkabulkan atau menjadi nyata atau kamu miliki selamanya, mungkin itulah yang terbaik. Dan semua kisah pasti akan berakhir, akhir yang akan menjadi awal yang baru dan menjadi kisah baru.
Emang di dunia ini gak ada yang pasti, yang pasti itu mati. Banyak orang yang gak suka menunggu. Padahal kita semua kita sedang menunggu giliran mati, kala gak suka menunggu silahkan mati duluan. Dalam menunggu itu kita bisa lakukan banyak hal, coba mengembangkan diri, mencari teman, kumpulkan bekal (amal), berbuat baik dengan sesame dan alam, mengenal tuhan yang maha kekal. Ingat kita sedang berjalan menuju batas waktu
Hidup ya? Tujuan hidup kalo kita tanaya al Quran ya untuk beribadah. Binatang, tumbuhan, dan alam semesta ini juga beribadah kok.. tapi dengan caranya sendiri gak sama kayak kita manusia (gimana ya kalo kita liat lembu shalat? Pasti malu kita sama lembu). Tetep inget dengan tujuan hidup apapun keadaanya, pekerjaanya, jabatannya, masanya.
Lihat sesuatu dari sisi yang lain, meski pun tidak mengerti tapi tetap terima itu, akan ada  hari-hari yang selalu kita takutkan, kenapa harus mengalami hal itu ini, ya itu cara tuhan, kadang kita bertemu orang yang tidak disangka-sangka dan itu lah cara tuhan, karena pertolongan tuhan melalui orang lain. Syukuri segala yang ada dalam dirimu, syukuri segala yang ada disekitarmu, dan syukuri segala yang masih jauh dari mu. Ingin mengerjar tapi sudah tak terkejar, lakukan yang terbaik, apapun hasilnya itu bukanlah akhir.
Entahlah.. tulisan ini semakin ngawur, tek jelas arah tujuan makin diteruskan bukan makin mencerahkan tapi menyesatkan. Terimakasih udah nyadarkan aku, udah ngajarin aku, udah nunjukan aku sebuah kenyataan hidup, maafkan tentang aku.
Dan akhirnya kita harus bersyukur, gunakan segala nikmat sesuai kehendak tuhan yang memberi nikamat itu agar mampu kita pertanggung jawabkan. Apakah yang akan terjadi esok? Apa yang kita tanam hari ini akan kita panen esok. Penyesalan itu datangnya terakhir dan kebelum beruntungan itu menyakitkan tapi saat semua tak teryakinkan lagi, yakinlah pada dirimu sendiri. Jangan takut dan jangan jadi penakut. Tak ada sesuatu tanpa makna.

Sebuah cerita pendek

Ceita ini saya kutip ( suka kali ngutip2, emang sampah ^_^ ) dari sebuah buku. Cerita tentang seorang yang memohon kepada nabi isa untuk dijadikan teman seperjalanan beliau (dalam perjalanan di padang sahara)
Nabi isa mengabulkan permohohanan tersebut. Keduanya lalu bersama-sama melakukn perjalanan hingga tiba di pinggir sebuah sungai. Mereka duduk disana dan menyantap bekal makanan. Mereka mempunyai 3 potong roti. Mereka memakan 2 potong roti itu sehingga masih tersisa satu potong lagi. Nabi isa pergi ke sungai untuk meminum air.
Namun ketika kembali, beliau tidakmenemukan sisa potong roti. Beliau bertanya kepada teman perjalanannya, "siapa yang mengambil roti itu?"
      "Saya tidak tahu" jawabnya.
Setelah itu mereka berdiri dan melqnjutkan perjalanan. Nabi isa melihat seekor rusa sedang berjalan bersama anak-anaknya di gurun. Beliau memanggil salah satu anak rusa tersebut yang kemudian mendatangi nabi isa. Setelah berada di dekatnya, nabi isa langsung menyembelihnya, memasak dagingnya, dan menyantap bersama teman seperjalanannya.
Lalu nabi isa mengatakan kepada anak rusa yang telah disembelihnya itu, "bangkitlah atas izin Allah!"
Anak rusa itu kembali hidup dan kembali ke induknya.
Nabi isa bertanya kepada teman seperjalanannya, "jujurlah kepada orang yang telah menunjukan mukjizat seperti ini kepada mu. Saya bersumpah dan katakanlah, siapa yang telah mengambil sisa roti?"
         Orang itu tetap mengatakan, "saya tidak tahu."
Keduanya kembli melakukan prjalanan hingga tiba disebuah gurun. Disana nabi isa dan teman seperjalanannya duduk-duduk. Nabi isa mengumpulkan segenggam tanah, lalu mengatakan, "denagan ijin Allah, jadilah emas!"
Segenggam tanah itu berubah menjadi emas. Nabi isa membagi emas itu menjadi 3 bagian dan mengatakan kepada temannya, "satu bagian emas ini untuk ku, satu bagian untuk mu, dan satu bagian lagi milik orang yang mengambil sisa roti."
         Orang itu segera mengatakan, "akulah yang telah memakan roti itu."
Mendengar itu nabi isa langsung berkata, "semua emas ini adalah milik mu. Engkau adalah penyembah dunia, bukan teman sepsrjalananku."
Nabi isa lalu berpisah dengan orang itu.
Tiba-tiba orang itu melihat 2 orang laki-laki berjalan kearahnya. Melihat butiran emas yang ada dalam genggamannya, merdka berdua berniat merampas dan membunuhnya . Orang itu brekata kepada mereka, "jangan bunuh aku! Mari kita bagi 3 emas ini."
Mereka pun menerima usulan ini.
Setelah beberapa lama, ketiga orang itu mengutus salah seorang diantra mereka ke kota untuk membeli makanan.
Orang yang diutus untuk membeli makanan itu berkata kepada dirinya sendiri, "saya akan meracuni makanan kedua orang itu. Karenanya saya akan memiliki emas itu sendirian."
Sementara itu, 2 orang yang duduk disamping emas saling berunding, "kalau si fulan datang kita langsung membunuhnya dan emas ini kita bagi 2."
Kedua orang itu sepakat untuk membunuh orang ketiga.
Ketika orang itu datang dari kota sambil membawa  maKanan , dua orang lannya langsung membunuhnya. Kemudian dengan perasaan senang dantenang, mereka berdua menyantap makanan yang sebenarnya sudah dibsubuhi racun itu. Tak berapa lama, keduanya pun keracunan dan tewas mengenaskan.
Dalam pengembaraanya, nabi isa melihat ketiga orang itu mati di samping onggokan emas. Beliau berkata kepada sahabatnya , "inilah dunia. Maka berhati-hatilah kalian.

Sekian, spenggal cerita yang saya pungut dari bukunya Muhammad Muhyidin dalam bukunya Gebet Kaya?! Berdzikirlah..!! Moga bermanfaat bagi pencari kaya dan kesuksesan!!

Minggu, 02 November 2014

Penyakit Jasmani VS Penyakit Rohani

Kita manusia ini terdiri dari dua komponen pokok, yaitu jasmani dan rohani. Baik jasmani, baik rohani perlu dirawat. Tetapi jujur saja kecendrungan kita merawat jasmani jauh lebih besar dari pada keinginan kita merawat rohani. Kalo jasmani kita sakit, ribet (sibuk bukan kepalang) tapi kalo rohani kita yang saket kita sering tenang-tenang. Jasmani kita hiasi dengan yang mahal-mahal, rohani jarang sekali kirta berfikir menghiasinya.  Sakit jasmani kita cari dokter spesialis, sakit rohani kita sering tenang-tenang. Padahal penyakit rohani lebih dahsyat dari pada penyakit jasmani.
Pertama kalo penyakit jasmani dokternya banyak, seperti kanker (ada gk dokternya?), ginjal, jantung, bisa dipastikan ada banyak dokternya, tapi ada gak dokter yang mengobati sombong? Mengobati pelit? Bisa dipastikan tidak ada dokternya.
Kedua, kalo penyakit jasmani yang punya lebih tau dari orang lain (missal, sakit bisul tentu kita lebih tau dari orang lain) tapi kalo penyakit rohani orang lain sering lebih tau dari yang punya (missal kita pelit, kadang kita tidak tau tu kalo kita pelit, justru orang lain yang lebih tau “Wah kamu pelit”, atau sombong keseringan orang lain lebih tau dari yang punya.
Ketiga, yang paling dahsyat sehebat-hebatnya penyakit jasmani Cuma merusak dunia. Orang diserang penyakit jantung, di dunia terasa sakit dan meninggal sedang kan akibat akhirat tidak ada. Tidak ada orang masuk neraka karena sakit jantung, kanker, flu dan lain-lain (penyakit jasmani hanya berakibat di dunia). Tapi penyakit rohani (hati) dapat merusak dunia menghancurkan akhirat. Orang diserang penyakit sombong di dunia dia dijauhi orang sedangkan di akhirat neraka tempatnya, diserang penyakit pelit (bagaimanapun juga kita tidak suka dengan orang pelit walaupun terkadang kita juga pelit)di dunia dijauhi orang di akhirat jelas tempatnya. Oleh karena itu Imam Ghazali heran, kalo diserang penyakit jasmani kita sibuk bukan kepalang padahal penyakit itu hanya merusak dunia, tapi kalo diserang penyakit rohani(hati) kita kadang-kadang tenang padahal itu merusak dunia dan celaka di akhirat.
Salah satu penyakit rohani adalah SOMBONG…. Mahluk yang pertama sombong itu adalah iblis ketika menolak diperintahkan sujud kepada Nabi Adam karena merasa diciptakan dari api sedangkan adam dari tanah, api lebih baik dari tanah. Kemudian Allah mengeluarkan iblis dari surga dikarenakan kesombongannya.
Surat Al A’raf: 11-13  
11. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud.
12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah".
13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang hina".
Iblis diusir dari surga karena sombong, yang sudah berada di surga sombong langsung Allah usir, kemudian bagaimana kita yang masih di dunia yang sombong entah akan diusir kemana kita tidak tahu.
Pada waktu diusir dari surga, iblis melakukan deklarasi “ini gara-gara adam ni saya diusir dari surga, maka sejak hari ini saya mohon diberi kesempatan Tuhan, untuk menggelincirkan anak cucu adam, saya akan goda mereka dari kiri, dari kanan, dari depan dan dari belakang sampai mereka keluar dari jalan Mu sehingga mengikuti jalan saya”. Sejak saat itu upaya iblis itu tidak lain menggelincirkan anak cucu nabi Adam agar keluar dari jalan Allah. Iblis mengkalungkan di leher kita sifat-sifat penyakit hati.
Surat Al A’araf 14-18    
14. Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".
15. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu Termasuk mereka yang diberi tangguh."
16. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
17. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
18. Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya Barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya".
Inilah sedikit tentang penyakit jasmani dan penyakit rohani, bagaimana pun juga penyakit rohani (hati) jauh lebih dahsyat dari penyakit jasmani. Untuk mengetahui apakah kita terkena penyakit rohani, kita harus sering bertanya kepada orang lain karena orang yang tahu apakah kita termasuk orang yang sombong, pelit, dengki, pemarah, pendendam dan sebagainya. Selalu waspada akan jebakan-jebakan dari iblis, iblis senantiasa menggoda manusia dari yang alim sampai yang awam, dari yang kaya sampai yang miskin, dari pemimpin sampai yang dipimpin. Wallahu’alam bissawab…
Source: Ceramah KH Zainuddin MZ (30 Agustus 2010/20 Ramadhan 1431H)

Senin, 25 Agustus 2014

Pemuda Dalam Islam

Pemuda Dalam Islam
Pada masa awal perjuangan Rasulullah, beliau ditemani oleh para sahabat yang masih muda, tahan banting, siap susah, dan siap menderita. Itulah yang Indonesia perlukan, pemuda yang mau mengisi kemerdekaan bukan hanya sekedar menikmati kemerdekaan. Bagaimanapun kemerdekaan Negara kita ini dicapai dengan keringat, air mata, darah dan nyawa. Bukan “sim salabim abra kadabra” kita merdeka dan juga bukan kadonya belanda atau pemberian jepang tetapi keringat, air mata, darah dan nyawa lah pengorbanannya dari orang-orang tua kita yang mereka sendiri tidak sempat manikmati kemerdekaan ini. Untuk kita mereka berurai airmata, mereka mengalirkan darah, dan untuk kita mereka korbankan nyawa yang Cuma satu-satunya tanpa mereka sempat menikmati kemerdekaan ini. Sungguh kurang ajar betul kalau darah suci mereka kita kotori dengan perbuatan yang tercela di atas republic tercinta ini.
Sebagai anak muda generasi penerus bangsa, kudu tahan banting, siap mental, sanggup mengatasi segala situasi, tidak lentur dan luntur. Ibarat nya ikan hidup, ikan yang hidup di laut itu 3 tahun terendam air asin tidak ikut menjadi asin. Tapi begitu dia mati, ikan mati bagai mana keadaan yang ia dapat kalau di diberi garam jadilah ikan asin, dan kalo di beri asam jadilah ikan gulai. Tentu kita tidak ingin jiwanya seperti ikan mati, kalau deket sama ustad bawaannya kalem kaya ustad, deket tukang maksiat ikutan maksiat. Jika jiwanya mati mudah diasem dan digaremi lingkungan, tidak punya kepribadian. Itulah banyak yang terjadi pada pemuda saat ini, ketika ramadhan alim, selesai ramadhan selesailah alimnya.
Kebanyakan pemuda sekarang salah dalam mencari idola akibat dari abad intertain, yang diidolakan adalah pergaulan bebas, berpaikain seenaknnya sendiri dan mengidolakan kepribadian yang rusak. Tanpa ragu kadang-kadang menggunakan lebel agama, nikah di Masjidil Haram pulang dua bulan cerai. Agama hanya dijadikan trend, kalau lagi trend umroh ikutan umroh setelah itu kacau lagi tanpa ada perubahan istilahnya Umroh ToMat (di sana Tobat, begitu pulang kuMat)
Nabi kita Muhammad saw modal utama perjuangannya adalah akhlakul karimah, memperbaiki akhlak dengan akhlak. Selayaknya semboyan menegakkan demokrasi dengan cara yang demokratis. Rasulullah memiliki budi pekerti yang luhur dan dipuji oleh Allah. Dimanapun juga kehancuran suatu bangsa selalu dimulai dengan kehancuran akhlaknya, terutama akhlak generasi mudanya. Generasi dibawah usia 40 tahun yang kesehariannya dilanda gaya hidup hedonis, materialis, bahkan nyaris individualis. Jika tidak ditanami nilai-nilai akhlak akan semakin mengkhawatirkan. Bagaimanapun juga taknologi itu tidak ada yang bahaya, yang bahaya adalah manusianya, tenologi kita perlu tapi tergantung orang yang menggunakannya. Hala ini seperti pisau yang kalo dipegang orang yang beriman paling jauh leher ayam yang dipotong. Tapi kalau yang memegang preman, leher temenya pun ikut dipotong. Pisaunya sama, penggunaanya yang berbeda karena tangan yang memegang berbeda. Sama halnya dengan teknologi yang di gunakan anak tanpa nilai moral, maka teknologi bisa menjadi bom waktu buat kita semua.   
Dalam berjuang rasulullah lebih mengutamakan akhlakul karimah (budi pekerti yang luhur), apalagi disekolah sekarang pendidikan budi pekerti jangan sampai menurun agar sikap anak kepada orang tua atau guru tidak hilang rasa hormat. Karena kehancuran suatu bangsa dimulai dari kehancuran moral, terutama moral generasi mudanya.
Pemuda harus mamapu membangun kebersamaan, sebagaimana rasulullah dalam perjuangannya didampingi oleh berbagai sosok yang mewakili figure social. Kadang pemuda sering merasa superior, merasa hebat sendiri, lalu merasa gak perlu sama yang lain. Kita ini adalah sebuah mata rantai yang berkaitan, sehebat apapun kita tetap merupakan produk masa lalu. Karena itu yang terbaik adalah prinsip pendidikan kita (Ing Ngarso Sun Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani/ kalo di depan bisa jadi contoh, kalo ditengah bisa menggugah semangat dan yang dibelakang memberi dukungan) lain halnya dengan mental rusak, kalau di depan dia macet, ditengah yang depan di dorongin yang dibelakang ditendangi dan kalau di belakang dia takut. Jadi dalam konteks situasi sekarang harus mampu menggalang semangat kebersamaan, apalagi menjaga, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan tidak kalah beratnya dengan berjuang merebut kemerdekaan itu sendiri. Diperlukan yang namanya kebersamaan betapa dan siapapun kita tetap memerlukan orang lain. Salah satu cita-cita kemerdekaan itu agar kita satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa yang artinya cita-cita untuk kebersamaan, tidak ada orang yang hebat sendiri dalam kerja keras membangun Negara. Untuk kerja yang paling enteng seperti ketawa kita memerlukan orang lain, coba lihat jika ada orang yang ketawa sendirian pasti kita menilai dia sudah tidak waras. Itulah bukti begitu pentingnya orang lain dalam kehidupan kita.
Dalam hal kebersamaan ini dalam masyarakat Indonesia diibaratkan 5 jari yang jika kompak apa saja akan terpegang, seperti menulis akan cepat, tinju bisa, badminton ayo. Itu dapat terjadi jika kita kompak, coba jika tidak kompak makan nasi pakai jempol saja mungki sepiring bisa 3 hari selesainya. 5 jari kita yaitu terdiri dari :
1.      Jempol diibaratkan pemerintah, dan legalitas (kalau sudah ada cap jempol artinya sudah sah) kerja apa saja kalau pemerintah sudah angkat jempol keatas berarti pekerjaan kita disetujui dan bagus tapi jika jempol kebawah pakerjaan kita berakhir karena tidak disetujuinya. Siapkan diri kita dan anak kita menjadi jempol, jadilah pemimpin apapun itu jangan jadi penonton di lapangan sendiri, dan jangan jadi tamu dirumah sendiri. Ini negeri kita, kemerdekaan ditegakkan dengan keringat, air mata, darah dan nyawa orang-orang tua kita.
2.      Telunjuk, digunakan untuk menunjuk diibaratkan orang-orang kaya pemegang modal (owner) untuk menggerakkan roda perekonomian kita. Dimana-mana kalau orang kaya yang nunjuk pasti lancar dengan telunjuknya saja dia bisa memerintahkan apa saja yang ia mau, itulah orang kaya, tapi kalau orang miskin nunjuk-nunjuk ditekuk orang dan gak ada yang dengerin.
3.      Jari tengah, dia selalu netral tidak kekanan dan kekiri menjadai penyeimbang. Ini adalah para penegak hukum milik semua golongan dan milik rakyat selalu ditengah, tidak boleh ikut-ikutan dalam politik. Saat kita main suit maka jari tengah tidak bisa di pakai, karena ia memang tidak boleh ikut main-main, ia adalah penyeimbang.
4.      Jari manis, diibaratkan anak muda, masa muda adalah masa paling manis dalam hidup. Semua harapan adalah milik para anak muda, seperti harapan umat, harapan bangsa, harapan agama, harapan Negara, dan juga harapan pemudi.
5.      Yang terakhir adalah jari kelingking, jari paling kecil diibaratkan kaum perempuan. Walaupun kecil tapi wilayah operasinya luas dimana aja dia bisa masuk. Jempol yang besar hanya bisa dikalahkan dengan kelingking
Generasi yang paling buruk adalah generasi pemalas kalau tampak orang lain lebih hebat dari dia, dia sebutlah kehebatan nenek moyangnya. Sementara generasi yang paling baik adalah generasi yang punya kejayaan masa lalu dan mampu menegakkan kejayaan yang baru untuk dirinya.
Pesan rasulullah umat ku hanya bisa menjadi baik hanya dengan ilmu dan harta artinya dengan pendidikan dan ekonomi. Semoga standar ini menjadi potret untuk para generasi selain ada lab bahasa, lab fiska dan biologi juga ada lab rohani sehingga benar-benar generasi muda iqro’(membaca)nya tidak berpisah dengan bismirobbika (dengan nama tuhanmu), membaca dengan nama tuhan muamalah dengan artian ilmu yang dilandasi dengan keimanan. Jika iqra’ berpisah dengan bismirobbika ia akan liar dan brutal.
Metedologi itu harus sesuai dengan situasi dan kondisi, yang baku adalah tujuan. Cara (metodelogi)

SUMBER: CERAMAH KH ZAINUDDIN MZ (21-September-2010/12 Syawal 1431H)

Rabu, 06 Agustus 2014

ESENSI YANG DICARI

Saya masih berkenyakinan masih banyaknya masyarakat miskin di negeri ini, hal ini dapat dilihat saat pembagian zakat secara langsung dari orang-orang kaya pada saat menjelang Idul fitri atau saat pembagian daging Qurban saat Idul Adha. Banyaknya masyarkat yang dari anak-anak, ibu-ibu, sampai orang tua pun ikut berdesak-desakan walaupun mengorbankan nyawa demi mendapatkan apa yang dibagikan saat itu. Ntah ini fenomena kemiskina atau pemiskinan lantaran hal ini terjadi di negeri yang sangat kaya, negeri ku Indonesia.
Kemiskinan tidak hanya dipahami tiadanya materi seseorang. Semua kemiskinan dapat berupa tiadanya kepedulian sseseorang terhadap orang lain dalam segala konteks yang ia hadapi. Secara materi ia kaya, tapi jika sampai membuatnya hilang kepedulian kepada yang tidak bermateri, maka miskinlah dia. Miskin atau tidaknya seseorang tidak dapat di ukur dari masalah banyaknya materi belaka, namun juga aspek mental, moral dan spiritual.
Tentang pemahaman apa itu kaya dan apa itu miskin, kita menganggap kemiskinan itu identik dengan rakyat  kecil  dan kaya itu rakyat besar itu lantaran kita melihat dari sudut materi. Tetapi kalo dilihat dari sudut mental, moral dan spiritual tidak seperti itu. Bisa saja dia kaya materi tapi tetapi dia sering menipu, menyuap, korupsi, mengambil hak orang, menzalimi orang miskin, memeras dan lain sebagainya. Sesungguhnya ia miskin mental, moral dan spiritual.
Penyakit terbesarnya adalah individualism dan materialism yang menjangkit umat muslim saat ini. Mereka enggan peduli lagi dengan kemiskinan yang ada disekitar mereka. Dan enggan membagikan harta mereka buat orang yang lebih memerlukan. Apalagi saat ramadhan dan menjelang lebaran, sebagian orang yang mampu lebih ikhlas dan redo uangnya dihabiskan untuk membeli petasan, gak tanggung2 mungkin uang yang dikeluarkan untuk membeli petasan besar bisa mencapai100-500 ribu rupiah. Ketimbang harus memberikan uangnya kepada orang miskin disekitar rumahnya, agar mereka dapat membeli daging dan kue sekedarnya pada hari lebaran.
Belum lagi sifat orang-orang kaya yang selalu minta di hormati dari orang yang miskin. Penghormatan yang mereka dapat hanya lantaran setatus sosialnya bukan karena sikap dan perilakunya sehari-hari. Kebanyakan orang kita yang mampu/kaya sering memperlakukan orang miskin secara tidak adil (memperlakukan orang berdasarkan setatus social). Jika orang mampu punya hajatan tugas yang berat, susah nan kotor selalu dilimpahkan kepada orang yang miskin sementara tugas ringan, gamapang nan bersih diserahkan untuk orang2 yang se level dengannya. Perlakuan tidak adil ini juga terjadi saat orang yang bertamu ke rumah orang kaya, jika yang bertamu ini teman bisnis atau pun orang yang sama sama terhormat (menurut mereka) datang dengan mobil, sepatu mengkilap, pake dasi pastilah mereka mempersilahkan masuk dan menyuguhkan air yang menyegargan berseta makanan ringan. Hal ini berbanding terbalik apabila yang bertamu adalah orang miskin, apalagi pengemis dengan sandal jepit, baju kusut, muka kusam, hitam dan acak2an. Jangankan menyuguhkan air atau makanan ringan, mempersilahkan duduk untuk melepaskan lelahnya pun kita enggan, atau berbasa basi menanyakan alamat dia. Mungkin jika rumah orang kaya ini di kelilingi pagar, maka batas masuk orang miskin atau pengemis adalah pagar itu.
Padahal kemiskinan itu bisa diatasi dengan cara jika kita mau menyisihkan sedikit saja dari harta mereka-mereka yang mampu. Missal dalam suatu desa memiliki kepala keluarga(KK) berjumlah 500 dan jumlah orang yang kaya atau mampu kataknlah berjumlah 300 KK dan tiap harinya orang yang kaya tersebut mensedekahkan 1000 aja, maka total perhari dana yang terkumpul adalah 300000 rupiah dan  sebulan 9 juta rupiah (uang tersebut harus di pegang dan di kelolah oleh orang atau lembaga yang berkompeten). Jumlah yang lumayan besar untuk nantinya di buat modal usaha bagi para tetangga yang miskin bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan dari dana tersebut. Namun bagi sebagian orang kaya enggan melakukan sedekah lantaran dikhawatirkan menghabiskan harta yang mereka cari dengan keringan dan kerja keras. Dimana pemerintah dan para wakil rakyat? Percayalah.…. Pemerintah dan para wakil teralu sibuk mengurusi masalah yang mereka buat sendiri.
Sifat individualis dan materialis ini sudah terlihat di desa penulis sendiri dimana ada warga baru, baru beberapa bulan. Ia seorang janda yang sudah lumayan tua, berbadan kurus dan tiap hari mencari botol minuman bekas dari satu desa kedesa lainnya dengan sepeda mini sebagai transportasinya. Ia tinggal di rumah papan yang masih di bawah sederhana besama anaknya laki-laki ± 20 tahunan tanpa kamar mandi.  Ya tanpa kamar mandi, bayangkan jika rumah kita tanpa kamar mandi, dimana kita akan mandi? Mencuci? Buang air?. Tiap harinya mereka melakukan aktifitas tersebut di sebuah parit (sungai kecil). Lantaran masyarakat yang tidak peduli akan lingkungannya parit itu menjadi tempat pembuangan sampah masyarakat sekitar otomatis parit itu menjadi dangkal dan jorok. Jadilah ibu janda ini mencari tempat yang bisa digunakan untuk mencuci pakaian dan mandi ke hulu parit itu. Setiap harinya Ia menempuh jarak ± 500 meter dari rumah bersama anaknya membawa pakain kotor dengan sepeda mereka ketempat pencucian kemudian pulang membawa pakaian basah dan dua ember air untuk kebutuhan sehari-hari. Sebenarnya ini tak perlu terjadi, jika masyarakat mau menyisihkan sedikti uang mereka sebagaimana mereka ikhlas dan redo membakarnya dengan membeli petasan atau mercon hingga ratusan ribu rupiah. Hanya 1000 saja dari mereka yang kaya kemudian dengan uang ini masyarakat membangun sebuah kamar mandi buat ibu janda ini. Pastilah ibu ini tidak akan kesulitan lagi dan mungkin hal-hal besar lainnya akan tercipta seperti tak ada lagi kemiskinan di suatu desa, kecamatan, kota, provinsi dan tak ada lagi kemiskinan di Indonesia.
Lihatlah, rasakanlah dan sentuhlah orang miskin di sekitar rumah kita. Makan apa mereka hari ini? Apakah anaknya bersekolah? Layakkah baju yang ia pakai?. Bantulah mereka lepas dari lingkaran kemiskinan, jangan sampai mereka mencuri karena sikap kita yang individualistis dan materialistis. Perlakukan mereka secara adil selayaknya kita memperlakukan teman dekat kita, keluarga kita, dan orang yang sederajat dengan kita. Hormati dan hargai mereka sebagaimana kita inginkan itu. Berikan barang-barang yang berguna kepada mereka, bukan barang sisa atau pun bekas yang kita sendiri enggan menggunakannya. Mereka miskin mereka manusia juga
Al Quran Surat Al Ma'un ayat 1- 7
M÷ƒuäur& Ï%©!$# Ü>Éjs3ムÉúïÏe$!$$Î/ ÇÊÈ   šÏ9ºxsù Ï%©!$# íßtƒ zOŠÏKuŠø9$# ÇËÈ   Ÿwur Ùçts 4n?tã ÏQ$yèsÛ ÈûüÅ3ó¡ÏJø9$# ÇÌÈ   ×@÷ƒuqsù šú,Íj#|ÁßJù=Ïj9 ÇÍÈ   tûïÏ%©!$# öNèd `tã öNÍkÍEŸx|¹ tbqèd$y ÇÎÈ   tûïÏ%©!$# öNèd šcrâä!#tãƒ ÇÏÈ   tbqãèuZôJtƒur tbqãã$yJø9$# ÇÐÈ  
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. Orang-orang yang berbuat riya
7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna

Untuk harta mu, darimana kamu dapat dan kemana kamu habiskan‼